Hidup di hadapan Allah

Posted on
  • Sabtu, 28 Juli 2012
  • by
  • Unknown
  • in


  • Kejadian 39:7-23

    7Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku." 8Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, 9bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" 10Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia. 11Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah. 12Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar. 13Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar, 14dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: "Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras. 15Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar." 16Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang. 17Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: "Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku. 18Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar." 19Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya. 20Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. 21Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. 22Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. 23Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

    ==========================================================================================================================================
    Memiliki paras yang elok serta berhasil dalam pekerjaan bahkan sangat dipercayai oleh tuannya dalam banyak hal (6b), itulah kehidupan Yusuf. Pasti banyak pemuda yang mengidam-idamkan hidup demikian. Namun dibalik segala kelebihan tersebut, Yusuf juga memiliki potensi yang besar untuk jatuh ke dalam dosa.
    Sungguh luar biasa jika Yusuf mendapatkan kepercayaan penuh dari Potifar, sebagai seorang yang memiliki kuasa yang besar. Namun di balik hal yang luar biasa itu, bahaya sedang mengintai. Yusuf diingini oleh istri Potifar dan sebuah bahaya kejatuhan dosa seksual pun sedang menunggunya.
    Tetapi berbeda dengan Yehuda yang jatuh ke dalam dosa seksual (Kej. 38:18), Yusuf justru tidak jatuh dalam dosa tersebut. Ia berhasil mengalahkan godaan seksual yang datang kepadanya. Apa rahasia keberhasilan Yusuf? Pertama, karena kesadaran bahwa ia hidup di hadapan Allah (10). Walau ia berada di rumah orang asing, tetapi ia sadar bahwa ada kehadiran Allah di sana. Ia tidak mungkin melakukan dosa di hadapan Allah. Kedua, kesadaran bahwa hidupnya dalam penyertaan Allah. Ia bisa sampai di Mesir dan berhasil dalam pekerjaannya bukan karena kemampuannya. Itu karena ada Allah sendiri yang menyertainya.
    Akhir dari penolakan berbuat dosa, ia sampai ke penjara. Itu pun tidak membuat Yusuf gentar. Bahkan dalam penjara, ia sadar bahwa Allah menyertainya. Ketiga, ada kesadaran akan kasih Allah yang besar. Bila dalam rumah Potifar ia mendapat kasih tuannya dengan benar, maka ketika di penjara ia pun mendapat kasih dan kesempatan dipercayai oleh atasannya. Kesadaran akan hidupnya di hadapan Allah, membuat karya Allah semakin nyata melalui tindak tanduknya.
    Melalui kisah Yusuf ini kita diingatkan bahwa hidup kita nyata terbuka di hadapan Allah, maka serahkanlah diri kita sepenuhnya di tangan Allah supaya Ia yang menuntun langkah kita. Jika kita tekun, sabar, dan setia bersandar kepada Tuhan yang menuntun hidup kita, maka niscaya kita pun akan menjadi kuat dalam menghadapi godaan dosa.

    0 komentar:

    Posting Komentar

     
    Copyright (c) 2012 Modified By: Yunus