40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA

Posted on
  • Jumat, 03 Agustus 2012
  • by
  • Unknown
  • in
  • Dari Pengasingan kepada Keterbukaan?

    Tuhan mengingat Libya yang sedang dilanda perang.

    Melewati kota-kota kecil dan desa-desa, kemudian ladang dan kebun zaitun. Saya dan Sharaf, teman dari Libya, duduk selama berjam-jam di dalam mobil. Kami baru bertemu 1 atau 2 hari yang lalu, tapi kami sangat cepat terhubung satu sama lain. Kami jarang terdiam dalam percakapan. Tiba-tiba, dia bertanya dengan terus terang. "Dapatkah Anda menjelaskan apa yang sebenarnya dipercayai orang Kristen? Siapakah Yesus bagi Anda? Dan, jenis buku apakah Alkitab itu?"

    Saya terkejut. Meskipun telah tinggal selama bertahun-tahun di dunia Arab, di antara saudara Muslim dan berbicara banyak dengan orang-orang tentang Yesus Kristus -- tetapi saya hampir tidak pernah menemukan rasa ingin tahu yang tulus ikhlas dan begitu jujur seperti ini. Selama berjam-jam, pembicaraan kami mengarah pada kisah-kisah dalam Alkitab dan pertanyaan tentang mengapa Yesus harus datang ke dunia ini. Ketika kami mengucapkan selamat tinggal beberapa hari kemudian, Sharaf dengan senang hati menerima Alkitab sebagai hadiah.

    Libya adalah negara yang begitu terisolasi dari masyarakat internasional. Ini berarti bahwa dalam masyarakat umum sedang terjadi keterbukaan yang sangat besar, hampir menjadi kerinduan, akan hubungan dengan dunia luar. Salah satu prinsip dasar Gaddafi adalah hanya mengizinkan sebuah agama tunggal dalam negara, yaitu Islam. Dalam "Buku Hijau"-nya, buku yang merangkum filosofi dasarnya, ia menulis bahwa hanya melalui sarana inilah kesatuan negeri ini bisa dipertahankan. Saat ini, ada keingintahuan yang besar pada semua hal baru, termasuk iman Kristen. Ini tidak selalu berarti keterbukaan rohani, tetapi merupakan dasar yang baik untuk dapat memulai percakapan yang santai dan sederhana tentang Yesus.

    Setelah bertahun-tahun mengalami isolasi, sangatlah memungkinkan dalam beberapa bulan terakhir untuk membawa ribuan Alkitab ke Libya. Keterbukaan sementara yang relatif dari pemerintah untuk mencari bantuan dari luar negeri, juga menjadi pintu baru yang terbuka bagi orang Kristen. Pada saat yang sama, unsur-unsur Islam dalam pemerintahan yang baru tidak mendukung pemberitaan Injil. Pada titik ini, tidak seorang pun dapat mengantisipasi bagaimana situasi sosial dan politik akan berkembang di Libya pada tahun-tahun berikutnya. Namun, saat ini, ada lebih banyak kesempatan untuk memberitakan Injil daripada di masa lalu.

    0 komentar:

    Posting Komentar

     
    Copyright (c) 2012 Modified By: Yunus