Yesus seketika lebih rendah dari pada malaikat-malaikat

Posted on
  • Sabtu, 28 Juli 2012
  • by
  • Unknown
  • in



  • Pembacaan Alkitab: Ibrani 2:10-18; 5:5-10


    Ibrani 2:10 Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.
         11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,
         12 kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,"
         13 dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku."
         14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
         15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
         16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
         17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
         18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

    Ibrani 5:5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
         6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
            7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
         8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
    9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
    10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
    “HIDUP BARU

    Roma 6:4
         Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa.

    RENUNGAN

           Orang yang telah dibaptis pasti tertarik untuk mengetahui anugerah Allah tetapi juga prihatin tentang masa depan. Perubahan apakah yang seharusnya terjadi melalui iman kita? Tepatnya bagaimana kita menangani hal berbeda sekarang sehingga kita tunduk pada kehendak Allah (setidaknya bertekad untuk belajar melakukannya)? Bagaimana kita belajar pada anugerah?
           Yesus Kristus juga merasakan keprihatinan yang sama saat memandang masa depan-Nya. Sebagai bagian dari Trinitas, Dia biasa berhubungan dengan dunia. Namun di dalam tubuh manusia, Yesus mungkin juga merasa khawatir – dan juga penolakan – yang kita alami saat menghadapi masa depan. Namun di tengah kekhawatiran dan penolakan yang Yesus rasakan, Dia menyerahkan diri untuk dibaptis demi “menggenapi seluruh kebenaran” [Matius 3:15 -  Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah."]. Segera setelah keluar dari air, Yesus, manusia, merasakan kegembiraan persetujuan Bapa. Tidak lama kemudian, Dia juga mendapatkan pencobaan dosis tinggi. Lalu Dia mulai mewujudkan komitmen ke dalam tindakan.
           Di sini juga melihat bahwa air adalah pusat perjanjian Allah dengan kita, obat penyejuk bagi kekhawatiran kita. Baptisan berfungsi sebagai suatu pengingat duniawi akan karunia Allah yang lembut, tidak lekang, dan kuat serta janji-Nya beserta kita selama menjalani misi hidup kita.
                   
    Doa:
           Ya Allah, kami ingin menyenangkan-Mu, tetapi kami juga takut akan apa yang tersedia bagi kami jika benar-banar tunduk pada kehendak-Mu. Tolong kami bersandar kepada-Mu, janji-Mu, dan anugerah-Mu. Amin.

    1 komentar:

    Denis Desmanto mengatakan...

    Yeshua turun ke dalam dunia bukan untuk melakukan kehendak-nya, melainkan kehendak Bapa. Tidak seperti malaikat-malaikat di jaman Yered yang turun dan meninggalkan tempat kediaman mereka di sorga lalu bercampur baur dengan anak-anak perempuan manusia sehingga mereka melahirkan para raksasa. Selengkapnya silakan lihat di blog https://kitabhenokh.wordpress.com/ dan https://harituhan.wordpress.com/
    🕎✡️📜

    Posting Komentar

     
    Copyright (c) 2012 Modified By: Yunus