“APA YANG ADA DI HATIKU?”

Posted on
  • Senin, 30 Juli 2012
  • by
  • Unknown
  • in

  •  

    Pembacaan Alkitab: Matius 15:10-20
        10 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka:
         11 "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
         12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?"
         13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.
         14 Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."
         15 Lalu Petrus berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami."
         16 Jawab Yesus: "Kamu pun masih belum dapat memahaminya?
         17 Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?
         18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
         19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
         20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

    “APA YANG ADA DI HATIKU?”

    Matius 15:18
    Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang

    RENUNGAN

           “Awas!” seruku, lalu berusaha mengelak saat seorang anak kecil oleng ke belakang sementara ia mencoba menendang bola. Kejengkelan menyeruak dari dalam hatiku saat melihat noda melihat noda kopi mengotori jaket kremku. Sayangnya, aku tidak punya waktu untuk mengatakan apapun pada anak itu karenaia segera berlari mengejar bola, melupakan kecelakaan kicil yang dibuatnya.
           “Mengapa tidak ada seorang pun yang mengawasi anak-anak itu?’ Aku merengut seperti di lakukan nenek bertahun lalu. Lalu bertanya sendiri mengapa responsku berlebihan. Lagipula, bukankah ia hanya anak kecil yang tengah bermain bola. Ia tidak bermaksud menyakiti.
           Aku sama sekali tidak memikirkan reaksiku; sikap itu keluar begitu saja, seperti kopi yang tumpah itu. Yesus pernah mengingatkan para murid-Nya bahwa apa yang keluar dari mulut sebenarnya keluar dari hati.
            Alkitab mengingatkan kita berulang-ulang untuk bersukacita. Jika hatiku penuh dengan sukacita, saat aku terguncang, sukacita itulah yang akan keluar. Jika hatiku penuh dengan kasih, saat sesuatu atau seseorang menghantamku, aku akan bereaksi dengan kasih. Aku berjanji untuk lebih berhati-hati akan apa yang kutaruh dalam hatiku karena aku ingin yang keluar itu adalah sukacita.

    0 komentar:

    Posting Komentar

     
    Copyright (c) 2012 Modified By: Yunus